Pengertian Seni Tari Indonesia, Kategori dan Pendukungnya

Pengertian Seni Tari Indonesia

Tari merupakan bagian dari seni. Media ungkap yang digunakan dalam seni tari adalah gerak tubuh. Para ahli tari mengemukakan definisi atau pengertian seni tari dalam bahasa yang beragam. Namun, dari banyak definisi tersebut terpahami secara sederhana bahwa seni tari adalah ekspresi atau ungkapan jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang indah, ritmis, mengandung kesusilaan, dan selaras dengan musik pengiringnya. Bagaimana dengan pengertian seni tari Indonesia?

Pengertian Seni Tari Indonesia

Pengertian seni tari secara umum dan seni tari Indonesia tentu tidak jauh maknanya. Perbedaannya adalah seni tari Indonesia jelas merujuk pada seni tari yang ada di Indonesia dan segala hal yang terkait, seperti ragam tarian, musik pengiring, perkembangannya dari masa ke masa, dan sebagainya.

Sebagaimana musik, tari juga merupakan bahasa universal. Sebagai media komunikasi yang bersifat universal, tarian bisa dinikmati oleh siapa pun dan kapan saja. Hampir seluruh peradaban yang ada di muka bumi ini mengembangkan seni tari di dalamnya. Tarian pun menjadi bagian yang lekat dari budaya Indonesia, sejak zaman dahulu dan terus berkembang hingga hari ini, serta dipastikan akan tetap hidup di masa mendatang.

Seni tari Indonesia adalah representasi kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa di negeri ini. Di Indonesia, terdapat lebih dari 700 suku bangsa. Dari ratusan suku bangsa tersebut, Indonesia tercatat memiliki lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Sungguh kekayaan budaya yang tidak akan ditemukan bandingannya di belahan bumi mana pun. Seni tari Indonesia dapat digolongkan menjadi beberapa kategori berdasarkan sejarah, berdasarkan pendukung dan pelindungnya, dan berdasarkan tradisinya.

Seni Tari Indonesia Berdasarkan Kategori Sejarah

Berdasarkan kategori sejarah, seni tari di Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu seni tari era prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam.

1. Seni Tari Indonesia Era Prasejarah

Seni tari era prasejarah berkembang sebelum zaman kerajaan kerajaan lahir di wilayah Indonesia. Seni tari ini merujuk pada seni tari suku pedalaman. Tarian ini masih dapat dilihat jejaknya sekarang pada suku-suku pedalaman yang hidup terasing dan tidak tersentuh pengaruh dari luar, antara lain di Suku Batak, Nias, Mentawai, Suku Dayak, Punan, Iban, Suku Baduy, Suku Toraja, Suku Minahasa, Suku di Kepulauan Maluku, dan Suku Dani, Asmat, serta Amungme.

Bentuk-bentuk tarian era prasejarah, antara lain tarian yang diilhami gerakan binatang buruan, penyembuhan, memanggil hujan, tari perang, tari yang berhubungan dengan aktivitas pertanian, dan mengusir roh jahat. Tari era prasejarah memang tidak dapat dilepaskan dari berbagai ritual adat atau upacara keagamaan.

2. Seni Tari Indonesia Bercorak Hindu-Buddha

Tarian yang berkembang di beberapa wilayah Indonesia pada era ini terilhami oleh epik Hindu dan Buddha, yaitu Ramayana, Mahabaratam, Panji, seperti yang terlihat pada sendratari Ramayana, wayang orang, tari Bedhaya, tari topeng, tari Bali, dan tarian yang ditampilkan dalam ritual agama Buddha.

3. Seni Tari Indonesia Bercorak Islam

Pada era ini, seni tari yang berkembang di berbagai wilayah di Indonesia masih berakar pada kesenian pada era sebelumnya yang bercorak Hindu dan Buddha, tetapi dengan berbagai adaptasi, seperti pada penggunaan alat musik dan pakaian dilakukan. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian pada era ini, adalah alat musik khas Arab dan Persia, antara lain gendang, tambur, dan rebana.

Sementara itu, busana yang dikenakan lebih tertutup sesuai dengan ajaran Islam. Senandung nyanyian yang digunakan untuk mengiringi tarian pun dikutip dari doa-doa Islami. Tari Zapin Melayu dan Tari Saman Aceh yang bernuansa Arabia dan Persia merupakan contoh tari bercorak Islam yang berkembang pada era ini.

Seni Tari Berdasarkan Pendukung dan Pelindungnya

Pengertian seni tari Indonesia bisa juga diartikan sebagai berbagai jenis tarian yang lahir dan berkembang di Indonesia. Berdasarkan pendukung dan pelindungnya, seni tari Indonesia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tari keraton dan tari rakyat.

1. Tari Keraton

Tari keraton adalah tarian yang tumbuh dan berkembang di keraton. Tari keraton mendapat dukungan dari kaum bangsawan. Kaum bangsawan sangat memperhatikan unsur spiritual, keluhuran, kehalusan, dan keadiluhungan. Oleh karena itu, tarian keraton atau tarian istana dipratikkan dengan penuh disiplin dan mempunyai seperangkat aturan yang terus dipertahankan dari generasi ke generasi.

Tari keraton, sebagaimana bentuk seni budaya istana lainnya, mendapatkan perlindungan dari pranata kerajaan. Para sultan dari Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta dikenal sebagai pencipta beragam tarian istana, lengkap dengan komposisi musik gamelan sebagai pengiringnya. Tarian keraton juga dapat ditemukan di sejumlah istana di berbagai wilayah, antara lain istana Bali dan Melayu, bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan Deli, Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan Palembang.

2. Tari Rakyat

Tari rakyat adalah tari yang didukung dan dikembangkan oleh rakyat kebanyakan, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Berbeda dengan tari keraton yang menekankan pada keanggunan, kehalusan, keluhuran, dan spiritualitas, tari rakyat lebih energik, dinamis, dan relatif tidak dibatasi aturan yang ketat serta disiplin yang tinggi. Tari rakyat juga lebih terbuka terhadap berbagai pengaruh dan lebih bebas.

Tari rakyat lebih menitikberatkan pada fungsi sosial pergaulan dan hiburan ketimbang fungsi ritual. Akan tetapi, beberapa pola gerakan atau sikap tubuh yang khas dari tarian rakyat kerap kali tetap dipertahankan. Contoh tari rakyat yang masih dapat disaksikan hingga hari ini adalah tari Ronggeng, tari Jaipongan, tari Poco-poco dari Minahasa Sulawesi Utara, dan tari Sajojo dari Papua.

Seni Tari Indonesia Berdasarkan Tradisi

Berdasarkan tradisi, seni tari Indonesia digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu tari tradisional dan tari kontemporer.

1. Tari Tradisional

Tari tradisional adalah bentuk-bentuk tarian yang telah berkembang sejak dahulu atau sudah lama ada di bumi Indonesia. Tarian tradisional diwariskan dari generasi ke generasi atau secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional umumnya mengandung nilai religius, filosofis, dan simbolis.

Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki tarian tradisional, seperti tarian tradisional Aceh, Jawa, Sunda, Bali, Minangkabau, Palembang, Melayu, dan sebagainya. Di antara tarian-tarian tradisional Indonesia, ada yang usianya telah mencapai ratusan tahun, sedangkan beberapa seni tradisional yang lain mungkin baru muncul beberapa dekade yang lalu.

2. Tari Kontemporer

Seni tari modern atau kontemporer Indonesia adalah seni tari Indonesia yang banyak mendapat pengaruh dari luar, seperti tari modem Barat dan tari balet. Musik pengiring seni tari kontemporer pun sangat beragam, dari musik tradisional hingga musik berteknologi canggih. Tari kontemporer kini telah menjadi bagian dari industri hiburan dan pertunjukan. Seni tari ini kerap kali ditampilkan pada pagelaran musik dan panggung hiburan lainnya.

Selain pengelompokkan di atas, masih ada penggolongan yang biasanya dilakukan untuk seni tari Indonesia, yaitu berdasarkan koreografinya. Berdasarkan koreografinya ini, seni tari Indonesia, kelompokkan menjadi tiga kategori.

  1. Tari tunggal atau solo, misalnya tari Golek yang berasal dari Jawa Tengah.
  2. Tari berpasangan atau duet, misalnya tari Topeng dari Jawa Barat.
  3. Tari kelompok atau group choreography, yang diperagakan lebih dari dua orang.

Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian seni tari Indonesia. Semoga bermanfaat.

 

Pengertian Seni Tari Indonesia, Kategori dan Pendukungnya

You May Also Like

About the Author: Ziuma

Cuma Ingin Berbagi Informasi dan Pengetahuan Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *