Kondisi Geologi dan Kerawanan Terhadap Bencana Alam di Indonesia

Bencana Alam di Indonesia

Bencana alam di Indonesia akhir-akhir ini sering terjadi. Indonesia adalah negara yang paling rawan terhadap bencana alam di dunia. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR), menempatkan indonesia dalam kategori negara dengan resiko terjadinya bencana alam terbesar. Dalam peta rawan bencana internasional, bencana alam di indonesia menempati posisi tertinggi untuk bahaya tsunami, tanah longsor dan erupsi gunung berapi.

Sementara terhadap risiko bencana alam di Indonesia berupa gempa bumi, negeri ini menduduki peringkat ke-3 di dunia. Kerawanan bencana alam di Indonesia berupa banjir menduduki peringkat ke-6 di dunia. UN-ISDR menegaskan, ancaman bencana alam di Indonesia berupa tsunami memiliki risiko dan dampak terbesar dibandingkan potensi bencana alam di Indonesia lainnya.

Bencana Alam di Indonesia

Tingginya posisi bencana alam di Indonesia dalam peta rawan bencana internasional terhadap ancaman tsunami dihitung dari risiko kehilangan nyawa jika bencana terjadi. Jumlah penduduk yang terpapar atau memiliki dampak risiko tertinggi terhadap bahaya bencana alam di Indonesia berupa tsunami tercatat mencapai 5,4 juta jiwa.

Namun menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), risiko terbesar bencana alam di Indonesia sebenarnya berasal dari gempa bumi dan banjir. Gempa bumi berpotensi mengancam 11 juta jiwa penduduk Indonesia, sementara banjir menjadi ancaman serius bagi setidaknya 1 juta jiwa penduduk.

Kondisi Geologi Indonesia dan Kerawanan Terhadap Bencana Alam

Posisi geografis Indonesia berada di ujung pergerakan 3 lempeng dunia, yaitu Euirasia, Indo Australia dan Pasifik. Kondisi ini membuat masyarakat tidak bisa mengelak terhadap risiko bencana alam di Indonesia. Ditambah dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang dilalui jalur cincin gunung api dunia.

Sebagian besar gunung berapi yang berada dalam jalur cincin api dunia yang melintasi Indonesia masih aktif. Kondisi ini menyebabkan wilayah Indonesia rawan bencana terhadap erupsi gunung berapi dan juga berpotensi memicu gempa bumi.

Potensi bencana alam di indonesia juga ditimbulkan dari garis pantai Indonesia yang panjang sehingga rawan terhadap tsunami. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga menyebutkan bahwa 2/3 persen wilayah Indonesia adalah rawan bencana alam.

BNPB juga telah memetakan 282 Kabupaten di Indonesia memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana alam. Indonesia dipetakan memiliki berbagai jenis bencana. Jenis bencana alam di Indonesia yaitu gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Berdasarkan data BPNB maupun UN-ISDR, Indonesia berada pada ranking pertama dari 265 negara di dunia, terhadap risiko bencana tsunami. Jumlah penduduk yang akan terkena dampak tsunami diperkirakan mencapai 5.402.239 jiwa.

Indonesia juga menempati ranking pertama dalam hal bencana tanah longsor, dibandingkan dengan 162 negara lainnya. Sebanyak 197.372 orang diperkirakan tinggal di kawasan rawan tanah longsor. Sementara untuk bencana alam di Indonesia berupa gempa bumi, Indonesia adalah rangking ke-3 dari 153 negara dengan potensi jumlah penduduk terdampak sebanyak 11.056.806 orang.

Dalam hal bencana alam banjir, Indonesia juga masih menempati posisi tinggi yaitu peringkat ke-6 dari 162 negara dan sebanyak 1.101.507 orang diprediksi menjadi korban dari bencana ini.

Rangking bencana alam di Indonesia termasuk rendah dalam hal bencana angin topan, yaitu peringkat ke-67 dari 89 negara yang rawan terkena bencana angin topan. Sementara, jika dilihat dari bencana kekeringan, Indonesia termasuk aman mengingat curah hujan yang melimpah di negeri ini. Survei ini dirilis oleh Risk Profile situs Prevention Web.

Lokasi paling rawan bencana di Indonesia adalah di dua pulau, yaitu Jawa dan Sumatera. Kedua pulau ini disebut-sebut sebagai kawasan paling rawan bencana alam di Indonesia, bahkan juga di dunia. Data ini dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR), berdasarkan tinjauan terhadap kondisi geografis di kedua pulau ini. Kekeringan, banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus dan tsunami datang bergantian menimpa Jawa dan Sumatera.

Kerugian Akibat Bencana Alam di Indonesia

Bencana alam di Indonesia mengakibatkan kerugian yang sangat besar, baik dari segi materi maupun jumlah korban jiwa. Bencana alam di Indonesia yang paling terkenal adalah gempa yang disusul dengan tsunami tahun 2004.

Bencana alam di Indonesia yang terbilang dahsyat ini menewaskan setidaknya 227.898 orang. Pemerintah Indonesia mencatat kerugian akibat bencana alam di Indonesia sejak tsunami Aceh Desember 2004 hingga gempa Sumatra Barat 30 September 2009 hampir Rp 150 triliun.

Berdasarkan catatan Bappenas, kerugian akibat bencana alam di Indonesia, meliputi tsunami Aceh sebanyak Rp. 41,4 triliun, kemudian gempa bumi Yogyakarta-Jawa Tengah Rp. 29,1 triliun, dan gempa bumi Sumatra Barat Rp. 20,8 triliun. Sedangkan kerugian semburan lumpur lapindo Sidoarjo mencapai Rp. 7,3 triliun dengan potensi kerugian berjalan Rp. 16,5 triliun. Belum lagi bencana lain yang terus datang dan menciptakan penderitaan.

Catatan Bappenas tersebut belum termasuk bencana banjir di Wasior- Papua, letusan Gunung Merapi di daerah Istimewa Yogyakarta,  dan tsunami Mentawai. Dalam kurun waktu 1980-2009, berdasarkan laporan yang dibuat oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk kawasan Asia Pasifik (ESCAP) dan Badan PBB Urusan Strategi Internasional untuk Penanggulangan Bencana (UNISDR), Indonesia berada di posisi ke-4 dalam hal jumlah kasus bencana yang terjadi.

Sepanjang kurun waktu tersebut, Indonesia tercatat mengalami 312 bencana alam. Negara yang memiliki jumlah terbanyak sepanjang kurun waktu tersebut adalah China pada posisi pertama (574 kasus), India dengan 416 kasus, Filipina sebanyak 349 kasus, dan Indonesia.

Sementara dalam hal jumlah korban meninggal, bencana alam di Indonesia menempati peringkat kedua, yaitu sebanyak kurang lebih 191.164 jiwa dalam periode waktu 1980-2009. Sementara itu, dalam hal kerugian ekonomi akibat bencana alam, Indonesia berada di peringkat ke-8 dalam kurun waktu 1980-2009, yaitu dengan kerugian ekonomi mencapai US$22,5 miliar.

Pada kategori jumlah korban selamat yang menderita kerugian akibat bencana, Indonesia berada di posisi 9 dalam periode waktu yang sama. Kurang lebih terdapat 18 juta warga di Indonesia yang menjadi korban bencana alam. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik memang empat kali lebih rawan terhantam bencana alam dibandingkan Afrika, bahkan diperkirakan 25 kali lebih rentan jika dibandingkan Eropa atau Amerika Utara. Demikian laporan ESCAP-UNISDR.

Penanggulangan Risiko Bencana Alam di Indonesia

Penanggulangan bencana alam atau mitigasi menjadi strategi penanggulangan bencana alam di Indonesia. Mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda. Tujuan mitigasi bencana adalah untuk meminimalisir jumlah kerugian, baik harta maupun jiwa.

Mitigasi bencana alam sifatnya berbeda-beda, tergantung tingkat kerawanan dan jenis ancaman bencana alam. Banyaknya bencana alam di Indonesia dan risiko bencana alam di Indonesia di masa depan, mendorong pemerintah menetapkan penanggulangan bencana ke dalam 11 prioritas pembangunan nasional. Prioritas ini diarahkan pada upaya penguatan pengurangan risiko bencana di daerah, pusat, dan optimalisasi instrumen pemanfaatan tata ruang dalam aspek pengurangan risiko bencana.

Di tingkat pemerintah daerah, penanggulangan bencana diharapkan menjadi prioritas pembangunan jangka menengah. Komitmen global juga telah disepakati pemerintah Indonesia untuk berkomitmen mengalokasikan dana guna pencegahan dan pengurangan risiko bencana alam di Indonesia.

Beberapa Bencana Alam di Indonesia

  • Tahun 1815. Gunung Tambora meletus. Sebanyak 92.000 orang menjadi korban.
  • 19 Mei 1919. Gunung Kelud. Korban diperkirakan mencapai 5.115 orang.
  • 26 Agustus 1883. Gunung Krakatau. Korban 36.417 orang.
  • 19 Agustus 1977. Tsunami Sumba-NTT. Korban sebanyak 189 orang.
  • 12 Desember 1992. Tsunami Ende, Flores-NTT. Perkiraan korban 2100 orang.
  • 3 Juni 1994. Tsunami Banyuwangi-Jawa Timur. Jumlah korban sebanyak 208 orang.
  • 4 Mei 2000. Gempa bumi 6,5 SR Sulawesi Tengah. Sekira 386 orang menjadi korban.
  • 26 Desember 2004 tsunami besar melanda Aceh, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Jumlah korban tercatat lebih 200.000 orang (150.000 orang di Aceh dan Nias). Ketinggian tsunami mencapai 35 meter karena gempa tektonik 8.5 SR di Samudera Hindia.
  • 27 Mei 2006. Gempa tektonik 6.2 SR di Yogyakarta. Korban diperkirakan mencapai 6.234 orang.
  • 17 juli 2006. Tsunami pantai selatan Jawa (Pangandaran). Korban lebih 341 orang.

 

 

Kondisi Geologi dan Kerawanan Terhadap Bencana Alam di Indonesia

You May Also Like

About the Author: Ziuma

Cuma Ingin Berbagi Informasi dan Pengetahuan Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *