Apa yang terjadi jika tanah yang kita pijak tiba-tiba runtuh atau bahkan rumah yang berdiri kokoh tiba tiba terperosok ke jurang? Sungguh sangat mengerikan bukan? Peristiwa seperti inilah yang terjadi akibat dari bencana alam tanah longsor. Bencana alam ini dapat terjadi ketika lapisan tanah di permukaan bumi bergeser atau bergerak dari daratan tinggi ke daratan rendah.
Tanah longsor tak segan-segan menghabisi pemukiman penduduk di sekitar. Pepohonan dan hewan-hewan pun akan hanyut seketika terbawa arus lumpur yang sangat kencang. Rumah-rumah pun tertimbun hantaman lumpur yang menerjang dengan kuatnya.
Manusia memang tidak dapat memastikan kapan suatu bencana alam tanah longsor akan terjadi. Tidak sedikit orang yang kehilangan keluarga mereka. Tak hanya itu, mereka juga kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian. Artikel ini akan membahas bencana alam tanah longsor yang banyak menelan korban.
Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor
Hal utama penyebab kejadian bencana alam tanah longsor biasanya karena faktor hujan lebat yang terus menerus terjadi. Akibatnya, lereng gunung yang tidak ditumbuhi oleh pepohonan serta keadaan tanah yang kurang baik menyebabkan tanah tersebut tak mampu menahan tekanan air hujan.
Sehingga, tanah-tanah itu dapat mengubur rumah-rumah, mobil, pepohonan, serta bangunan lain yang ada di sekitarnya. Faktor penyebab lain dalam kejadian bencana alam tanah longsor, yaitu gempa bumi dan peningkatan aktivitas gunung berapi. Kekuatan erupsi gunung berapi mengakibatkan tanah berguncang sehingga material yang ada di permukaan tanak ikut bergerak.
Di permukaan tanah atau lereng gunung yang kurang kuat jika terkena guncangan gempa sudah pasti akan menyebabkan tanah tersebut menjadi longsor. Meningkatnya aktivitas gunung berapi juga dapat mendatangkan hujan yang lebat. Tentu saja aliran dari hujan tersebut dapat mengakibatkan tanah longsor.
Selain itu, penambangan batu, tanah atau pasir yang tidak dapat dikendalikan juga dapat menjadi salah satu hal yang memicu bencana alam tersebut. Umumnya, para pekerja konstruksi yang sedang bekerja tidak memperhatikan keadaan dan akibat buruk yang akan terjadi.
Tanah longsor juga dapat terjadi karena erosi dari permukaan laut dan sungai dapat membentuk lereng yang sangat curam. Titik rawan terjadinya tanah longsor biasanya di seluruh kawasan yang permukaan lerengnya curam serta mengalami pelapukan batuan.
Tak hanya itu, masih ada tempat-tempat lain yang sering terkena musibah tanah longsor. Misalnya, pada daerah tebing terjal, puncak gunung, dan yang paling sering di daerah sungai dengan lembah yang sangat curam. Bencana alam tanah longsor juga sering terjadi di sepanjang pesisir pantai. Penyebab hal tersebut adalah pelapukan dengan frekuensi tinggi akibat dari terpaan ombak.
Sehingga, batuan yang ada pada daratan lebih tinggi serta tanah yang berada di atasnya akan akan runtuh.
Adapun gejala-gejala yang timbul ketika akan terjadi bencana alam tanah longsor adalah sebagai berikut:
- Timbul retakan-retakan baru pada lereng yang memiliki arah sejajar dengan permukaan tebing yang tinggi.
- Pada bidang-bidang tanah permukaan terasa lembap.
- Banyaknya kerikil-kerikil batuan yang jatuh serta tebing mulai terlihat rapuh.
- Pepohonan dan tiang-tiang di sekitarnya tampak miring.
- Tiba-tiba muncul air dari permukaan tanah di lokasi yang baru.
- Aliran air yang mengalir ke sumur terlihat lebih keruh di daerah sekitar lereng.
Peristiwa Bencana Alam Tanah Longsor
Musibah bencana alam tanah longsor memang sudah banyak terjadi di dunia. Kerugian yang timbul akibat musibah tersebut sangat dirasakan oleh penduduk yang tinggal di daerah sekitar bencana. Rata-rata penduduk yang bermukim di sekitar tempat kejadian banyak mengalami kerugian baik segi fisik maupun materil.
Berikut ini adalah dua peristiwa bencana alam tanah longsor yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Nevado Del Huila (6 Juni 1994)
Peristiwa tanah longsor ini terjadi pada lerang gunung Nevado del Huila yang berada di Kolombia. Gunung tersebut terdiri dari beberapa puncak gunung yang dibentuk oleh gunung berapi di masa lampau. Permukaan gunung terbelah oleh lembah Rio Peez dengan lereng curam.
Gempa bumi mengguncang daerah itu pada tanggal 6 Juni 1994. Hal inilah yang memicu terjadinya tanah longsor yang merusak dan menghancurkan bangunan-bangunan di sekitarnya. Guncangan gempa berakibat bergesernya tanah-tanah tersebut hingga runtuh menimbun apapun yang ada di bawahnya.
Lumpur yang mengalir deras ke sungai seperti membentuk lahar yang besar. Kecepatan lumpur kira-kira 15-20 m/detik dan banjir mencapai ketinggian 30 m. Dalam situasi kondisi seperti itu, mustahil bagi manusia untuk cepat menyelamatkan diri.
Pohon-pohon tercabut dari akarnya, rumah-rumah penduduk pun ikut terbawa oleh tekanan arus yang sangat dahsyat. Hanya dalam hitungan menit pemukiman penduduk tertimbun oleh lapisan lumpur berwarna hitam. Menurut saksi mata, yakni seorang Uskup Agung dari Peez Belalcazar, yang melihatnya dari helikopter berkata, “Desa Toez hampir seluruhnya terkubur di bawah timbunan lumpur dan hanya atap sekolah saja yang terlihat”.
Putusnya akses jalan darat ke wilayah tersebut disebabkan oleh jalan dan jembatan yang rusak akibat longsor. Akhirnya evakuasi dilakukan melalui jalur udara. Korban yang luka-luka berhasil dievakuasi lewat helikopter dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Sedangkan korban yang berhasil diselamatkan dibawa ke tempat pengungsian.Saat sedang melakukan tugas untuk menyelamatkan penduduk, lima orang dari tim penyelamat tewas terperangkap oleh aliran lumpur yang deras.
Peristiwa tanah longsor tersebut telah menewaskan sekitar 2000 orang. Hanya ratusan orang saja yang mayatnya berhasil dievakuasi. Korban yang tidak ditemukan dianggap sudah terkubur di dalam timbunan lumpur. Puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal mereka.
Panabaj, Guatemala (5 Oktober 2005)
Bencana alam tanah longsor yang terjadi di Guatemala ini berlangsung pada tanggal 5 Oktober 2005. Penyebab dari kejadian tersebut, yaitu badai Stan yang sudah mulai menyerang wilayah itu empat hari sebelumnya. Badai stan masuk dalam kategori badai angin yang sangat kuat.
Badai ini dimulai dari atas samudra yang hangat yang naik lalu digantikan dengan udara dingin yang membentuk awan badai. Sehingga, terjadi hujan yang lebat selama beberapa hari. Akibat dari hujan deras yang telah dibawa oleh badai stan inilah yang mengakibatkan tanah-tanah di Desa Panabaj tiba-tiba runtuh.
Peristiwa tanah longsor ini terjadi ketika pukul 4 pagi. Umumnya, orang-orang masih banyak yang terlelap saat kejadian itu. Hanya beberapa penduduk saja yang terbangun karena mendengar suara gemuruh yang berasal dari lereng gunung berapi.
Namun, sebagian penduduk masih banyak yang tertinggal di dalam rumah mereka. Mereka terperangkap, lalu tewas terkubur hidup-hidup. Penduduk yang sedang melarikan diri pun ada yang terseret arus aliran lumpur kental tersebut. Tim evakuasi baru bisa sampai di tempat kejadian selang beberapa hari waktu kejadian. Hal ini disebabkan oleh sulitnya akses jalan menuju tempat tersebut.
Pencarian korban sangat sulit dilakukan karena timbunan lumpur sudah mulai mengeras. Ribuan orang dinyatakan tewas dan hanya puluhan jenazah yang ditemukan. Kawasan pemukiman yang sudah rata dengan tanah itu akhirnya ditutup.
Kemudian, penduduk setempat menyatakan tempat tersebut sebagai kuburan massal. Lebih dari 5000 orang kehilangan tempat tinggal. Penduduk yang tinggal di desa itu rata-rata berprofesi sebagai petani yang hidupnya susah.
Sehingga, mereka terpaksa tinggal di lingkungan lereng yang rawan bencana untuk mendapatkan penghasilan. Kerugian pariwisata juga dialami oleh penduduk Guatemala. Karena selain bertani, mata pencaharian penduduk adalah berjualan di sekitar Danau Atitlan. Semenjak kejadian itu, danau tersebut sepi pengunjung.
Kedua peristiwa tersebut menggambarkan kedahsyatan bencana alam tanah longsor yang mengakibatkan hancurnya kehidupan penduduk setelah kejadian itu. Sungguh tragis dan sangat memilukan dampak dari tanah longsor.
Bencana Alam Tanah Longsor