Bentuk Neraca Keuangan yang Harus Dipahami Seorang Calon Akuntan

Bentuk-bentuk Neraca Keuangan

Masih ingatkah Anda bagaimana bentuk bentuk neraca? Saat di sekolah menengah, baik SMA, SMK atau MA, tentu pernah mencicipi pelajaran akuntansi. Pelajaran dengan dasar-dasar ekonomi untuk membuat suatu laporan keuangan suatu perusahaan/ industri yang menjadi pelajaran wajib selain ekonomi untuk kelas IPS.

Bagi seorang yang sudah menikmatinya, pelajaran tersebut terasa mudah saja. Tetapi jika ditawarkan kepada siswa di kelas IPA mungkin saja jawabannya akan berbeda meskipun tak jarang siswa IPA ketika lulus SMA banyak yang memilih jurusan ekonomi/akuntansi di perguruan tinggi.

Bentuk-bentuk Neraca Keuangan

Bagi siswa SMK yang khusus menitikberatkan pada bidang akuntansi sebelum pemberlakuan pergantian nama dari SMEA, pelajaran tersebut memiliki kurikulum yang hampir disamakan dengan mata kuliah akuntansi. Hanya saja di bangku perkuliahan tentu yang dipelajari lebih kompleks. Tidak sedikit pula peminat yang memilih jurusan tersebut sehingga banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan tersebut, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta termasuk program profesi atau juga program pascasarjana.

Jika Anda adalah seorang yang sekarang duduk di bangku perkuliahan dengan jurusan tersebut (akuntansi), maka kelak gelar yang anda dapatkan bukan S.Akt. (Sarjana Akuntansi) tetapi S.E. (Sarjana Ekonomi). Untuk mendapatkan gelar sarjana akuntansi Anda harus menempuh pendidikan lagi yang disebut pendidikan profesi akuntansi sehingga anda layak mendapat sebutan sebagai seorang akuntan.

Pendidikan profesi layaknya dokter dan apoteker. Ketika mereka yang lulus dari kedokteran dan farmasi, tidak dapat menyandang gelar sebagai seorang dokter dan apoteker. Mereka harus menempuh program profesi, sehingga dapat disebut sebagai dokter dan apoteker.

Sebagai calon akuntan, tentu harus mengetahui apa saja tentang tugas seorang akuntan, laporan-laporan keuangan yang baik. Nanti laporan itu akan dilaporkan pada seorang manager atau pemilik perusahaan serta mencari celah kesalahan pengeluaran yang mungkin saja dilakukan oleh oknum perusahaan agar perusahaan tidak korup bahkan bangkrut karena kesalahan satu atau beberapa orang saja.

Hampir setiap perusahaan membutuhkan seorang akuntan untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan setiap bulannya. Bahkan melakukan audit keuangan untuk mengetahui kecurangan yang mungkin dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab di dalam perusahaan tersebut. Maka jika Anda menginginkan untuk menjadi seorang akuntan yang handal, dapat mempelajari dengan sungguh–sungguh dari sekarang. Salah satu hal penting yang harus diketahui seorang akuntan adalah laporan keuangan.

Laporan Keuangan

Di dalam akuntansi, laporan keuangan secara garis besar terdiri atas tiga hal.

1. Laporan rugi laba

Bagian pertama dari laporan keuangan adalah penyusunan laporan rugi laba. Dari segi nama, tentu dapat ditebak maksud dari laporan rugi-laba, yakni laporan yang berisi tentang pendapatan suatu usaha/ perusahaan dalam kurun waktu tertentu (misal per bulan) untuk mengetahui keadaan perusahaan dalam menjalankan usahanya.

Manfaat adanya laporan rugi-laba adalah mengetahui tingkat keuntungan perusahaan, tingkat kenaikan profitabilitas (laba) dari jenjang waktu.  Misalnya saja pembandingan keuntungan tahun pertama dengan tahun kedua, dan untuk dapat menilai efisiensi suatu perusahaan dilihat dari beban dan komposisi beban perusahaan. Selain itu, karena penghasilan perusahaan selalu dikenai pajak, maka laporan rugi laba difungsikan untuk mengetahui pajak penghasilan.

2. Laporan modal

Laporan modal sering disebut sebagai laporan ekuitas. Laporan ini berisi modal dari perusahaan dalam kurun waktu tertentu beserta perubahan-perubahan yang terjadi. Yang disajikan dalam laporan modal antara lain modal awal perusahaan yang ditambah dengan modal investasi (baik dari investor maupun dari perseorangan), saldo akhir dari rugi-laba (yang diambil dari laporan rugi-laba) dan prive (pengambilan aset perusahaan untuk keperluan pribadi). Dengan mengetahui laporan modal, perusahaan dapat mengetahui total aset yang dipunyai oleh perusahaan.

3. Neraca

Neraca yang dimaksud di sini adalah neraca pada bagan laporan keuangan yakni laporan yang akan diberikan kepada pemilik perusahaan. Sebelum neraca dibuat biasanya terlebih dahulu dibuat neraca saldo. Neraca saldo disebut pula sebagai neraca percobaan, yang memuat tentang ringkasan seluruh saldo yang ada di dalam buku besar. Neraca saldo tidak dibuat setiap hari. Pembuatan neraca saldo dalam rentang waktu tertentu misal saja setiap minggu atau setiap bulan.

Fungsinya neraca antara lain sebagai koreksi terhadap pencatatan saldo perusahaan di buku besar dan jurnal, untuk mengawasi keadaan saldo perusahaan dalam periode tertentu karena neraca saldo tidak selalu dibuat di akhir bulan sehingga dapat mengetahui kesalahan pencatatan yang mungkin terjadi pada jurnal dan  untuk persiapan pembuatan laporan keuangan.

Ada dua tahapan pembuatan neraca saldo ini, yaitu:

1. Neraca saldo (percobaan) sebelum penyesuaian

Bentuk bentuk neraca ini dibuat pada posisi awal setelah pencatatan dari jurnal umum. ini belum berisi tentang penyesuaian yang terjadi pada setiap periode perusahaan yang mungkin akan berisi penyusutan barang, biaya penyusutan alat kantor, sewa dibayar dimuka, pendapatan dibayar di muka, persekot asuransi dan sebagainya.

2. Neraca saldo (percobaan) setelah penyesuaian

Neraca ini dibuat setelah tahap pertama diselesaikan dengan memasukkan penyesuaian-penyesuaian yang terjadi pada suatu kurun periode akuntansi tertentu. Nantinya akan muncul setiap saldo perusahaan sebelum dimasukkan dalam laporan keuangan perusahaan.

Neraca saldo yang dibuat biasanya akan diletakkan bersama dengan laporan rugi laba dan laporan ekuitas pada satu lajur yang disebut sebagai neraja lajur. Neraca lajur ini bukanlah format formal yang harus dilaporkan pada pemilik perusahaan. Neraca lajur dibuat untuk mempermudah pengecekan seluruh saldo akun perusahaan. Setelah neraca saldo diselesaikan hingga neraca saldo setelah penyesuaian, barulah dapat dibuat neraca untuk laporan keuangan.

Bentuk bentuk neraca untuk laporan keuangan terdiri dari dua, yaitu bentuk horizontal atau yang disebut sebagai bentuk skontro dan bentuk vertikal yang juga disebut sebagai bentuk staffel, atau bentuk lain yang diinginkan oleh perusahaan sendiri.

Bentuk skontro juga sering disebut sebagai bentuk T. Pada bentuk neraca skontro, saldo diurutkan secara mendatar yang terbagi atas dua kolom. Kolom kiri adalah kolom aktiva (debet) yang berisi tentang aset perusahaan (aktiva lancar, aktiva tetap berwujud dan tak berwujud, investasi dan akiva lain-lain). Sedangkan pada kolom kanan adalah kolom pasiva. Kolom pasiva berisi tentang kewajiban atau hutang (terletak di bagian atas) dan modal perusahaan di bagian bawah.

Bentuk bentuk neraca yang kedua adalah staffel. Perbedaannya adalah neraca berbentuk staffel mirip seperti laporan, disusun berurutan ke bawah. Pada bagian atas berisi tentang aktiva (isi sama dengan bentuk skontro) dan pada bagian bawah adalah pasiva yang berisi sama pula dengan bentuk skontro.

Pilihan biasanya tergantung pada pemilik perusahaan karena kedua bentuk bentuk neraca berfungsi sama. Jika neraca ini sudah dibuat, maka telah selesai pembuatan laporan keuangan. Neraca ini juga disebut sebagai neraca laporan.

 

Bentuk Neraca yang Harus Dipahami Seorang Calon Akuntan

You May Also Like

About the Author: Ziuma

Cuma Ingin Berbagi Informasi dan Pengetahuan Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *